Era Society 5.0, yang juga dikenal dengan sebutan “Era Super Smart Society,” adalah suatu fase di mana teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), dan big data, mengubah cara kita bekerja, berinteraksi, dan hidup sehari-hari. Namun, dalam menghadapi revolusi teknologi yang begitu cepat, penting bagi kita untuk tidak hanya fokus pada perkembangan teknologi, tetapi juga memperkuat pendidikan religi yang mampu membentuk karakter dan moral siswa.
Pendidikan religi memiliki peran yang sangat penting dalam membangun landasan moral yang kuat di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Pendidikan ini tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama, tetapi juga membimbing anak-anak untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang etika, akhlak, dan tanggung jawab sosial yang penting dalam menghadapi tantangan zaman.
Di era Society 5.0, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa teknologi dapat memengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia. Dari pekerjaan, pendidikan, hingga interaksi sosial, teknologi semakin dominan. Namun, tidak semua perkembangan teknologi membawa dampak positif. Tanpa pendidikan karakter yang kuat, anak-anak dapat terjerumus dalam penyalahgunaan teknologi, seperti kecanduan media sosial, hoaks, dan perilaku negatif lainnya.
Pendidikan religi memiliki peran untuk mengajarkan nilai-nilai dasar yang mengatur sikap dan tindakan manusia dalam menggunakan teknologi. Nilai-nilai seperti kejujuran, kesederhanaan, kerja sama, dan tanggung jawab sosial sangat penting untuk membentuk siswa yang tidak hanya cerdas dalam hal pengetahuan, tetapi juga bijaksana dalam menggunakan teknologi.
Selain membentuk karakter, pendidikan agama juga dapat mengembangkan kesadaran sosial dan tanggung jawab individu terhadap lingkungan dan masyarakat. Di era digital ini, keterhubungan antarindividu semakin mudah, tetapi juga memunculkan tantangan baru, seperti isu-isu privasi, ketidakadilan sosial, dan eksklusi digital.
Melalui pendidikan religi, anak-anak diajarkan untuk menghargai hak orang lain, bertanggung jawab terhadap tindakan mereka, serta berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Dengan demikian, meskipun teknologi memberi kemudahan, pendidikan agama mengingatkan kita untuk selalu menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang hakiki.
Pendidikan religi juga membantu siswa untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata. Banyak anak-anak di era Society 5.0 yang terjebak dalam dunia maya, menghabiskan banyak waktu untuk berinteraksi dengan gadget atau media sosial, yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Pendidikan agama mengajarkan pentingnya waktu untuk ibadah, perenungan, serta hubungan sosial yang nyata dengan keluarga dan masyarakat.
Mengajarkan nilai-nilai spiritual dalam pendidikan religi dapat membantu anak-anak untuk lebih bijaksana dalam mengatur waktu mereka, menjaga fokus pada hal-hal yang lebih penting, dan menghindari kecanduan digital yang merugikan. Dengan cara ini, pendidikan agama menjadi penyeimbang dalam kehidupan mereka yang semakin digital.
Di tengah kemajuan teknologi yang pesat, pendidikan agama membantu anak-anak untuk memahami pentingnya empati dan kepedulian terhadap sesama. Meskipun teknologi mempermudah komunikasi, hubungan manusia seringkali terasa semakin jauh. Pendidikan agama mengajarkan pentingnya empati dan kasih sayang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Anak-anak diajarkan untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga untuk peduli dengan kebutuhan dan perasaan orang lain. Dalam konteks teknologi, ini dapat diterapkan dengan lebih bijak dalam berinteraksi di media sosial dan memastikan bahwa interaksi online tetap beradab dan penuh kasih sayang.
Pendidikan religi tidak hanya membekali siswa dengan ilmu agama, tetapi juga keterampilan moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia yang semakin kompleks dan terhubung secara digital, keterampilan moral menjadi kunci untuk bertahan dan berkembang. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang agama, siswa dapat membuat keputusan yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka.
Mereka akan lebih siap untuk menghadapi tantangan yang muncul, baik dalam dunia kerja yang semakin kompetitif maupun dalam kehidupan sosial yang penuh dinamika. Pendidikan religi membentuk individu yang mampu berpikir kritis, berpihak pada kebenaran, serta bertanggung jawab dalam mengambil keputusan.
Society 5.0 bukan hanya tentang kecanggihan teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk kebaikan bersama. Pendidikan religi memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan bahwa anak-anak kita tidak hanya menjadi generasi yang pintar, tetapi juga generasi yang berakhlak mulia, bijaksana, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Di SD Islam Cikiwul, kami mengintegrasikan pendidikan agama dengan nilai-nilai keislaman dalam setiap aspek pembelajaran. Kami percaya bahwa pendidikan yang seimbang antara pengetahuan dan akhlak akan membentuk siswa yang siap menghadapi era Society 5.0 dengan penuh percaya diri dan penuh kasih sayang terhadap sesama.